Kamis, 15 April 2021

Tarif Terjemahan Terbaru 2023

T A R I F   T E R J E M A H A N *
jenis teks/ dokumen
jumlah maksimal kata per hari yang diterjemah-kan
tarif terjemahan per kata dari teks sumber
Eng -> Ind
Ind -> Eng
Teks umum dan berbagai bidang ilmu
2.000 kata
Rp150,-
Rp200,-
3.000 kata
Rp225,-
Rp300,-
4.000 kata
           Rp300,-Rp400,-

Penerjemahan Tersumpah (Sworn Translation)
jenis teks/dokumen**
tenggat waktu
tarif terjemahan (per halaman-jadi4)
KTP, ijazah, transkrip nilai, rapor, akta kelahiran, akta nikah, dll
1-3 hari
Mulai Rp100.000

**besar tarif tergantung jenis dan jumlah kata per halaman pada dokumen


GRIYAALIHBAHASA
English-Indonesian and Indonesian-English 
Translation Service
alamat: Jl. Silikat I no. 5 Purwantoro, Blimbing, Malang
e-mailfitrianienis@gmail.com
telp./SMS/WhatsApp: +6285646575239
*tarif dapat berubah sewaktu-waktu

Kamis, 30 Maret 2017

Scrapbook Art dan Perkembangan Motorik Halus Anak

Ketika berdiskusi tentang masalah kegiatan belajar mengajar dan perkembangan kemampuan anak, terutama dengan tenaga pengajar di tingkat pendidikan anak usia dini, banyak pertanyaan muncul terutama bagaimana cara meningkatkan kemampuan motorik halus. Sekitar sebulan yang lalu saya dan seorang teman sejawat terdorong untuk dapat mengadakan suatu pelatihan di sebuah taman kanak-kanak di dusun yang terletak di kaki gunung di Kabupaten Malang untuk meninngkatkan kemampuan motorik halus pada anak melalui scrapbook art, mengingat scrapbook art adalah seni menempel foto atau gambar di media kertas atau media lain yang murah dan mudah didapat, dan menghiasnya hingga menjadi karya kreatif. Tema alam kami pilih karena tema alam terdapat dalam kurikulum pembelajaran dan gambar serta kelengkapan bahan bertema alam lebih mudah didapatkan di sekitar kita.

Scrapbook Art
Asal kata scrap berarti barang sisa. Menurut Isnaeni (2013) definisi scrapbook adalah seni menempel foto atau gambar di media kertas, dan menghiasnya hingga menjadi karya kreatif. Sedangkan menurut Himawan (2012) Scrapbook adalah kegiatan yang memiliki kegiatan pokok menyusun foto atau barang atau tulisan dalam sebuah album. Kegiatan scrapbooking menjadi suatu gaya hidup di Amerika sekitar 20 tahun lalu. Sedang di Asia baru berkembang sepuluh tahun terakhir ini. Kegiatan mengasyikkan yang merupakan penuangan ekspresi si pembuatnya adalah perpaduan ketrampilan menempel kertas, foto, dan gambar dengan seni memadukan warna, motif, dan bentuk ini menghasilkan karya-karya yang seindah lukisan.
Dari www.wikipedia.org diketahui bahwa kebiasaan membuat scrapbook ini dimulai pada abad ke-15, buku umum, populer di Inggris, muncul sebagai cara untuk mengumpulkan informasi yang meliputi resep, kutipan, surat, puisi dan banyak hal. Setiap buku biasanya unik sesuai dengan kepribadian dan keinginan si pembuat scrapbook itu. Album Persahabatan menjadi populer di abad 16. Album ini digunakan seperti buku tahunan modern, di mana teman atau pelanggan akan memasukkan nama mereka, judul dan teks singkat atau ilustrasi atas permintaan pemilik album. Album ini sering dibuat sebagai souvenir wisata Eropa dan akan berisi memorabilia lokal termasuk lambang atau karya seni oleh seniman lokal. Mulai tahun 1570, menjadi mode untuk memasukkan piring berwarna yang menggambarkan adegan populer seperti kostum Venesia atau Karnaval adegan. Ini memberikan pilihan terjangkau dibandingkan dengan karya-karya asli dan, dengan demikian, piring ini tidak dijual untuk memperingati atau dokumen peristiwa tertentu, namun secara khusus sebagai embellishments untuk  album.
Pada 1775, James Granger menerbitkan sejarah Inggris dengan beberapa kosong halaman di akhir buku. Halaman-halaman tersebut dirancang agar pemilik buku bisa mempersonalisasi buku dengan memorabilia sendiri. Praktek meninggalkan halaman untuk personalisasi di akhir buku menjadi dikenal sebagai grangerizing. Selain itu, album persahabatan dan buku tahunan sekolah diberikan ruang untuk gadis-gadis di abad 18 dan 19 untuk berbagi keterampilan sastra mereka, dan kesempatan untuk mendokumentasikan catatan historis mereka sendiri pribadi. Munculnya fotografi modern pada tahun 1826, memungkinkan orang untuk mulai memasukkan foto ke dalam scrapbooks mereka.
Media yang paling penting dalam seni scrapbook adalah albumnya sendiri. Sekarang sudah banyak dijual album scrapbook dengan berbagai ukuran. Ada album yang sudah dijilid secara permanent, ada pula album yang halamannya dapat dipasang dan dilepaskan.
Bahan-bahan untuk membuat scrapbook terdiri dari
1. kertas background,
2. perekat foto,
3. gunting,
4. pemotong kertas,
5. pena kaligrafi,
6. lem.
Untuk disain yang lebih kompleks kita memerlukan alat-alat khusus seperti:
1.Template,
2.stempel karet,
3.gunting craft,
4.pelubang kertas,
5.embossing tool,
6.stencil,
7.tinta warna,
8.mesin potong kertas.
Berbagai aksesoris atau “hiasan” tambahan: stiker, stempel, elemen bentuk, elemen huruf, pita, renda, kawat dan lain sebagainya sesuai kebutuhan dan kesukaan scrapbooker.

Ketrampilan Motorik Halus pada Anak
Motorik halus atau (fine motoric) adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek (Sumantri, 2005:143). Sedangkan Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu menurut Hurlock (1996) adalah sebagai berikut:
a.      Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
b.     Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c.      Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
d.     Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
Keterampilan motorik halus dapat dilihat dari hasil tes kemampuan seseorang menyelesaikan tugas yang melibatkan jari-jari tangan dengan mengikuti tingkat akurasi tertentu. Semakin tinggi keterampilan motorik seseorang maka semakin mudah ia menyelesaikan tugas dengan akurasi tinggi. Secara umum keterampilan motorik anak dapat dilihat dan dibandingkan dengan teman seusianya. Misalnya anak usia 5 tahun yang sudah duduk di sekolah TK pada umumnya sudah dapat menulis huruf alfabet. Jika ada anak usia 5 tahun belum dapat menulis huruf alfabet, bisa jadi karena kurangnya keterampilan motorik halus.
Berikut ini tingkat perkembangan motorik halus menurut tingkatan usia 4-5 tahun:
a. Membuat garis vertikal, horizontal, garis lengkung kiri/ kanan, miring kiri/kanan dan lingkaran
b. Menjiplak bentuk
c. Mengkoordinasi jari tangan dan mata untuk meniru bentuk tulisan
d. Meniru bentuk dari berbagai media
e. Membuat bentuk dari bahan tanah liat/plastisin atau media lainnya sesuai dengan ekspresi diri
Sedangkan untuk usia anka 5-6 tahun perkembangan motorik halusnya adalah sebagai berikut:
a. Menggambar sesuai dengan gagasannya
b. Meniru bentuk dengan berbagai media (menulis bentuk, melipat, membentuk plastisin)
c. Melakukan ekspolari dengan berbagai media
d. Menggunting sesuai pola
e. Menempel gambar dengan tepat
f. Menggambar secara detail
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Di sinilah kami ingin memberi pelatihan untuk membuat kegiatan yang menyenangkan dan tentu saja dapat merangsang perkembangan motorik halus pada anak dengan scrapbook.

Scapbook untuk Pembelajaran Anak
Hampir semua aktivitas bermain anak melibatkan keterampilan motorik halus seperti memegang mainan, menulis, menyobek kertas, bermain piano, dan lain sebagainya. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan anak-anak untuk melatih keterampilan motorik halus di sekolah salah satunya melalui scrapbook art. Seperti pada penjelasan perkembangan motorik halus di subbab sebelumnya, kemampuan motorik halus berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin seperti menggunting sesuai pola, membuat garis, mewarnai, melipat kertas, menempel, menyusun benda-benda kecil dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut ada dalam kegiatan scrapbook art.
Membuat scrapbook dapat mengembangkan daya kreativitas anak. Beberapa ide scrapbooking antara lain adalah mengumpulkan foto-foto sejak anak lahir sampai usianya yang sekarang. Guru bisa mengumpulkan foto-foto, dan meminta anak untuk menempelkan dan menuliskan komentar-komentar lucu di dalam buku tersebut. Selain foto-foto anak juga bisa menggunakan sticker, kertas berwarna-warni, wool atau hiasan lainnya dalam membuat scrapbook.
  Adapun cara untuk membuat scrapbook untuk pembelajaran pada anak usia dini dapat menggunakan langkah-langkah berikut.
1. Tentukan tema scrapbook dan cetak foto yang sesuai dan masuk dalam tema scrapbook
2. Cetak foto dapat dalam berbagai ukuran. Bisa variasikan dengan foto hitam putih bila suka
3. Gunakan bahan-bahan sekitar kita: renda tidak terpakai, robekan kain, kancing, daun kering, kertas-kertas majalah, manik-manik dan masih banyak lagi
4. Anda dapat mengunting foto sesuai keinginan dan menempelnya pada kertas yang lebih besar (HVS, karton bekas minuman yang sudah dibuka, atau lapisi dengan kertas Koran atau majalah)
5. Hias pinggiran kertas, bisa gunakan gutingan asal atau hias dengan bahan-bahan yang ada
6. Satukan setiap halaman dengan pita atau tali

Tema Alam
Sesuai dengan Fitriani (2013) sebaran tema yang pada pembelajaran PAUD yakni TK baik kelompok A atau kelompok B tema alam pada pembelajaran terbagi menjadi binatang, tanaman, air, udara, dan api, serta alam semesta. Adapun isinya adalah sebagai berikut.
1.     Binatang
a.    Jenis/macam binatang: Binatang kesayangan, Binatang ternak, Binatang liar, Serangga, Burung, dan ikan
b.   Makanan binatang
c.    Tempat hidup binatang: air, udara, darat, dan kandang
d.   Perkembangbiakan binatang
e.    Bahaya binatang
f.    Ciri binatang
g.   Keuntungan binatang
2.     Tanaman
a.      Macam-macam tanaman
b.     Fungsi tanaman
c.      Cara menanam tanaman
d.     Cara memelihara tanaman
e.      Bagian-bagian tanaman
3.     Air, Udara, dan Api
a.      Manfaat air
b.     Bahaya air
c.      Asal air
d.     Sifat air
e.      Kegunaan udara
f.      Angin
g.     Sumber-sumber api
h.     Warna-warna api
i.       Sifat-sifat api
j.       Kegunaan api
k.     Bahaya api
l.       Arang
m.   Asap
n.     Abu
4.     Alam Semesta
a.       Kegunaan matahari, bulan, binatang, dan bumi
b.       Pencipta matahari, bulan, bintang, dan bumi
c.       Waktu melihat benda-benda langit
d.       Macam-macam gejala alam
e.       Penyebab terjadinya gejala alam
f.        Pemeliharaan lingkungan agar tidak terjadi gejala alam yang merugikan

Ketika mengadakan pelatihan pembuatan scrapbook, gambar dan hiasan yang digunakan sebaiknya berhubungan dengan bab atau subbab tersebut di atas untuk memudahkan guru dalam mengaplikasikan pelatihan sehingga dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Referensi
Fitriani, Enis. 2013. Developing English Workbook for Kindergarten Class B. Unpublished Magister’s Thesis. Malang: Graduate Program in English Education, Islamic University of Malang
Himawan, Ina. 2012. Melatih Kreativitas Melalui Scrapbooking. http://www.infoanak.com/melatih-kreativitas-melalui-scrapbooking/ accessed on 17 February 2017
https://en.wikipedia.org/wiki/Scrapbooking accessed on 17 February 2017
Hurlock (1996) in Loelha, Mely. 2013. Hakikat Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. http://melyloelhabox.blogspot.co.id/2013/05/hakikat-perkembangan-motorik-halus-anak.html accessed on 17 February 2017
Isnaeni, Iis. 2013. Scrapbook. http://isnaeni-iis318.blogspot.co.id/2013/02/scrapbook-a.html accessed on 17 February 2017
Musbikin, Imam. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jogjakarta: Flash Book.
Saraswati, Widasari. 2012. Ide-Ide Kreatif Menghabiskan Weekend. http://widasarisaraswati.blogspot.co.id/2012/07/ide-ide-kreatif-menghabiskan-weekend.html accessed on 17 February 2017
Sujiono, Bambang (2008:12.5) in Loelha, Mely. 2013. Hakikat Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. http://melyloelhabox.blogspot.co.id/2013/05/hakikat-perkembangan-motorik-halus-anak.html accessed on 17 February 2017
Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas,Dirjen Dikti.
Suryani, Tatik. 2014. Metode Pembelajaran dalam Modul Pelatihan Pengembangan Ketrampilan Dasar Teknik Instruksional. Surabaya: Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII
Yuniarni, Desni. 2010. Metode Pengembangan Anak Usia Dini: Pontianak.



Butuh jasa penerjemahan Bahasa Inggris <=> Bahasa Indonesia? Segera hubungi
-GRIYAALIHBAHASA-
English-Indonesian & Indonesian-English Translation Service
Silikat 1 no. 5 Purwantoro, Blimbing, Malang, East Java 65122
CP: Enis +6285646575239

Kamis, 09 Juli 2015

Contoh Terjemahan Bidang Manajemen Hasil Peternakan

INDONESIAN TO ENGLISH

Source Language:


Keterkaitan Reputasi, Daya Tarik Iklan, Efek Komunitas dengan Nilai Pelanggan dan Positive Words of Mouth pada Konsumen Susu Bear Brand di Kota Malang
Anung Prasetyo N. dan Karunia Setyowati S.

RINGKASAN
         Persaingan antara Susu Kaleng Bear Brand dengan produk susu dari produsen lain untuk menguasai pasar susu kaleng siap saji di Indonesia semakin seru. Berdasarkan data tahun 2011, penjualan Susu Bear Brand berada pada urutan kedua. Kegiatan pemasaran yang dilakukan PT Nestle Indonesia untuk mengkomunikasikan Susu Bear Brand di pasaran yaitu salah satunya dengan melakukan Words of­ Mouth (WOM) marketing. Walaupun kinerja pemasaran Susu Bear Brand sudah menunjukkan fenomena yang luar biasa dengan peningkatan penjualan, akan tetapi Susu Bear Brand hanya unggul di beberapa wilayah di Indonesia saja, ini menunjukkan nilai pelanggan terhadap Susu Bear Brand belum optimal sehingga belum mampu mencapai prestasi penjualan tertinggi terus-menerus. Hal inilah yang menjadi masalah penelitian ini sehingga perlu diteliti studi tentang nilai pelanggan dengan positive words of mouth. Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pelanggan terhadap Susu Bear Brand adalah adanya rangsangan dari reputasi, daya tarik iklan, dan efek komunitas. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis pengaruh reputasi, pengaruh daya tarik iklan, dan efek komunitas terhadap nilai pelanggan Susu Bear Brand di Kota Malang, dan (2) Menganalisis pengaruh nilai pelanggan terhadap positive words of mouth pada konsumen Susu Bear Brand di Kota Malang. Penelitian akan dilakukan di lima kecamatan di Kota Malang, yaitu Kecamatan Klojen, Sukun, Blimbing, Lowokwaru dan Kedungkandang, pada bulan Pebruari 2014 sampai dengan Desember 2014. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Untuk penelitian ini, data primer diperoleh dari penyebaran koesioner kepada responden yang dalam hal ini adalah para konsumen Susu Bear Brand di Kota Malang. Sampel pada penelitian ini adalah konsumen susu Bear Brand di Kota Malang. Sesuai dengan alat analisis yang akan digunakan yaitu Structural Equation Model (SEM) maka jumlah sampel minimum adalah 90, sedangkan ukuran sampel maksimum adalah 18 x 10 = 180. Teknik pengambilan sampel (sampling) yang digunakan adalah Accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja k yang secara kebetulan dijumpai peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM) yang dioperasikan melalui program AMOS 16. Variabel yang diamati adalah: Reputasi (X1 Terkenal; X2 Kredibilitas; X3 Nama baik; X4 Ciri khas), Daya Tarik Iklan (X5 Isi materi iklan yang mudah di pahami, X6 Pemakaian artis sebagai bintang iklan yang menarik, X7 Jargon yang mudah di ingat, X8 Gaya iklan atraktif), Efek Komunitas (X9 Relasi, X10Gaya, X11 Penghargaan), Nilai Pelanggan (X12 Nilai kinerja, X13 Nilai harga, X14 Nilai sosial), dan Word-of-Mouth (X1 5 Senang menceritakan pengalaman, X16 Senang merekomendasikan kepada orang lain untuk mengkonsumsi, X17 Intensitas komunikasi WOM, X18 Meyakinkan orang lain Untuk melakukan pembelian susu Bear Brand).
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat. Sama halnya persaingan yang terjadi di produk pangan liquid, khususnya susu kaleng siap saji. Fakta memperlihatkan penjualan susu kaleng siap saji terus meningkat. Kondisi ini membuat produsen semakin meningkatkan inovasinya dengan meluncurkan produk-produk baru untuk meningkatkan nilai pelanggan sekaligus dalam penguasaan pasarnya. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar yang di ajukan oleh Woodruff (1997) bahwa pada prinsipnya tujuan dari perusahaan adalah mempertahankan dan mengembangkan pemahaman dan pengetahuan yang cukup baik akan pelanggan. Dengan kata lain kesuksesan perusahaan di ukur dari kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Nilai pelanggan (customer value) merupakan sebuah perwujudan atas segala upaya perusahaan yang diarahkan pada memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan serta tercermin dalam barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan (Huber et al., 2001).
Merujuk pada temuan Woodruff (1997); Budiman (2003); dan  Smith dan Colgate (2007), meskipun nilai pelanggan telah diterapkan oleh banyak perusahaan lebih dari 2 (dua) dekade lalu, namun kenyataannya menurut masih banyak perusahaan belum dapat mewujudkan nilai pelanggan dalam aktivitas pemasaran mereka secara menyeluruh.
Studi minat mereferensikan lahir dari kritikan DeCarlo et al. (2007) pada penelitian terdahulu, yang mana kurang memperoleh perhatian khusus oleh para peneliti, terlebih pengukuran anteseden dari minat mereferensikan produk masih sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan Mangold et al. (1999) menunjukkan bahwa pemahaman akan pentingnya minat mereferensikan produk masih sangat terbatas di kaji dalam penelitian.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan PT Nestle Indonesia untuk mengkomunikasikan Susu Bear Brand di pasaran yaitu salah satunya dengan melakukan Words of­ Mouth (WOM) marketing. Words-of-Mouth (WOM) marketing layak dipilih, selain karena biayanya relatif murah juga karena berdasarkan riset oleh Herr et al. (1991), menemukan bahwa WOM memiliki impact yang lebih besar daripada informasi tertulis. Selanjutnya informasi dalam WOM dipercaya dapat menarik perhatian kepada informasi, menahan orang untuk tidak berpaling dan meningkatkan aksesibilitas sehingga dapat meningkatkan penilaian pelanggan (Herr et al., 1991).
Diduga customer value terhadap Susu Bear Brand timbul karena keagresifan PT Nestle-Indonesia dalam beriklan. Keagresifan tersebut tidak hanya di tandai dengan iklan Susu Bear Brand yang begitu gencar muncul di media elektronik dan media cetak, namun juga juga sukses dengan slogannya sebagai susu murni yang memberikan kesehatan.


Selain itu, dikenalnya Susu Bear Brand oleh masyarakat dunia dikarenakan telah tertanamnya citra di masyarakat bahwa Susu Bear Brand (atau sering dikenal sebagai Susu Beruang), merupakan minuman susu murni yang membawa kesehatan. Hal ini yang membuat konsumen confident dengan Susu Bear Brand. Terciptanya komunitas di tengah-tengah masyarakat akan sangat bermanfaat bagi perusahaan. Efek komunitas (community effect) atau sering disebut Bandwagon effect (kawanan insting) orang- orang sering mengikuti orang banyak tanpa memeriksa manfaat hal tertentu. Komunitas dapat dijadikan alat untuk jejaring maupun mempertahankan pelanggan. Tantanggan bagi perusahaan untuk memajukan komunitasnya adalah membangun value-value baru yang terus menerus. Dengan demikian komunitas akan semakin merasakan benefit dari produk dan kemudian menyebarkan pengaruh-pengaruh positif produk kepada orang lain (Rahmat, 2008).

Target Language:

The Correlation among Reputation, Advertisement Attractiveness, Community Effect with Customer Value and Positive Words of Mouth on Bear Brand Milk Consumers in Malang
Anung Prasetyo N. and Karunia Setyowati S.


SUMMARY
     The competition between Bear Brand Milk and dairy product from other  manufacturers to dominate the market of ready-to-drink milk in cans in Indonesia is more exciting. Based on the data from the year 2011, the sales of Bear Brand Milk was in the second rank. One of the marketing activities undertaken by PT Nestle Indonesia to communicate Bear Brand milk in the market is by Words of Mouth (WOM) marketing. Although Bear Brand Milk marketing performance has shown remarkable phenomenon with increase in sales, Bear Brand Milk is only superior in several regions in Indonesia, it shows that the customer value to Bear Brand Milk has not been optimal, so that Bear Brand Milk has not been able to achieve the highest sales constantly yet. This is the research problem; that is to study the customer value with positive words of mouth.  The factors suspected affect the value of the customer to Bear Brand Milk are the effect of reputation, advertisement attractiveness, and community effect. The purpose of this study were (1) to analyze the influence of reputation, influence of advertisement attractiveness, and  community effect to customer value of Bear Brand Milk in Malang, and (2) to analyze the influence of customer value of positive words of mouth on consumers of Bear Brand Milk in City Malang. The study was conducted in five districts in Malang, namely Klojen, Sukun, Blimbing, Lowokwaru, and Kedungkandang, in February 2014 to December 2014. The data used in this study were primary and secondary data sources. For this study, the primary data were obtained from questionairs spread to respondents i.e. Bear Brand Milk consumers in Malang. The sample in this study was Bear Brand milk consumers in Malang. In accordance with the analytical tools used i.e. Structural Equation Model (SEM), the minimum number of samples was 90, while the maximum sample size was 18x10=180. The sampling technique (sampling) used was Accidental sampling, it is a sampling technique based on coincidence i.e. anyone who by chance encountered by the researchers can be used as sample, if it is deemed that the person encountered is suitable as a data source. The analysis technique used in this research was Structural Equation Model (SEM) which was operated by AMOS program 16. The variables measured were: Reputation (X1 Famous; X2 credibility; X3 good name; X4 Characteristic), Advertisement Attractiveness (X5 easy-to-understand content materials of Ads, X6 Use of artists as attractive commercials, X7 easy-to-remember jargon, X8 attractive advertisement style), Community Effect (X9 Relations, X10 Style, X11 Awards), Customer Value (X12 performance value, X13 price value, X14 social value), and Word-of-Mouth (X15 Happy in sharing experience, X16 Happy in recommending to other consumers, X17 WOM communication Intensity, X18 Convincing other people to buy Bear Brand milk).
INTRODUCTION
Background
     The business development increasing rapidly nowadays forces companies to face stiff competitions, no exception for the competition in liquid food products, especially ready-to-drink milk in cans. Facts show that the sales of ready-to-drink milk in cans are increasing quickly. This condition boosts manufacturers to improve its innovation by launching new products to enhance customer value as well in its market domination. This is in accordance with the basic principles proposed by Woodruff (1997) that, in principle, the purpose of a company is to maintain and develop the good enough understanding and knowledge of the customers. In other words the company's success is measured from the ability of the company to meet the customer needs and expectations. Customer value is a manifestation of all efforts of the company aimed to meet the expectations and needs of customers, as well as to be reflected in the goods and services offered to customers (Huber et al., 2001).
     Referring to the findings of Woodruff (1997); Budiman (2003); and Smith and Colgate (2007), although the customer value has been implemented by many companies for more than 2 (two) decades ago, but in fact according to them many companies still have not been able to realize the customer value in their overall marketing activities.
     The reference interest study was born from the criticism of DeCarlo et al. (2007) in the preceding study, which had lack of special attention from some researchers, especially the antecedent measurement of product reference interest which was still very limited. The study conducted by Mangold et al. (1999) shows that the understanding of the importance of product reference interest is still very limited in the review of the study.
One of the marketing activities undertaken by PT Nestle Indonesia to communicate Bear Brand milk in the market is by Words of Mouth (WOM) marketing. Words-of-Mouth (WOM) marketing deserves to be taken, but because the cost is relatively inexpensive as well as based on the study of Herr et al. (1991), it is found that WOM has a greater impact than written information. Furthermore, the information on WOM is believed can attract attention to the information, detain people for not turning away, and increase accessibility in order to enhance customer value (Herr et al., 1991).
     It is presumed that customer value to Bear Brand Milk arises because of the aggressiveness of PT Nestle Indonesia in advertising. The aggressiveness is not only recognized by Bear Brand Milk advertisement which is so intense showing on electronic media and printed media, but also by the successful slogan as the whole milk giving health.
     In addition, Bear Brand Milk is known by the world community because of the image embedded in society that Bear Brand Milk (or commonly known as Bear Milk or Susu Beruang) is a whole milk drink product bringing health. This makes consumers confident with Bear Brand Milk. The existence of a community in a society is very beneficial for a company. Community effect or often called with Bandwagon effect (herd instinct) is people often follow the crowd without examining the benefit of a particular case. Community can be used as a tool for networking and retaining customers. The barrier for a company to promote its community is to build new value continuously. Thus community will increasingly feel the benefits of the product and then spread the positive effects of products to others (Grace, 2008).

Butuh jasa penerjemahan B. Inggris<->B. Indonesia? Segera hubungi:

GRIYAALIHBAHASA
English-Indonesian and Indonesian-English Translation Service
Jl. Silikat I no. 5 Purwantoro, Blimbing, Malang, Jawa Timur
griyaalihbahasa.blogspot.com
virtualdataterjemahan@gmail.com atau fitrianienis@gmail.com
telp./SMS/WhatsApp +6285646575239